Judul
Penelitian
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas X Semester 1 Di SMAN 1 Jatiwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2015
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang masalah
Pendidikan memegang peranan
penting dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan, sifatnya mutlak baik dalam kehidupan seseorang,
keluarga, bangsa atau Negara. Pendidikan
bagi suatu bangsa merupakan suatu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 Bab
1 Pasal 1 No. 1, yang
berbunyi :
“Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,
bangsa dan Negara “.
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu
ilmu dasar disekolah yang mempunyai peranan penting dalam rangka upaya mencetak
generasi bangsa yang mempunyai budi pekerti dan kepribadian yang unggul sebagai
warga Negara Indonesia. Pkn juga sebagi sarana untuk mengembangkan kecerdasan,
kepribadian, watak, sopan santun, sikap toleransi, saling menghargai, dan rasa
keperdulian dengan sesama.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung
pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat
didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang
termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian
bekerja sama, dan proses kelompok (Johnson
& Johnson, 1993).
Trinandita
(dalam Yasa, 2008:1) menyatakan “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam
proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa
atau pun siswa dengan siswa. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas belajar yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi.
Sering kali PKn
dianggap sebagai pelajaran yang kuarang penting, bahkan sebagian anak
mengacuhkankannya. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran pada sekolah-sekolah
masih sangat konfensional yaitu guru merupakan pusat pembelajaran, masih
menggunakan metode ceramah saat pembelajaran, ini yang menyebabkan siswa merasa
bosan dan jenuh. Akibatnya materi yang diberikan oleh guru kurang maksimal
diterima oleh siswa, sehingga siswa kurang paham mengenai materi yang dipelajari
pada pelajaran PKn.
Berdasarkan paparan di atas maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Aktifitas
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas X Di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten
Majalengka”.
2.
Identifikasi Masalah
Dari
analisis situasi di atas, maka beberapa hal dapat diidentifikasikan sebagai
penyebab dari permasalahan tersebut, antara lain :
a. Pengaruh model pembelajaran koopertif learning tipe jigsaw pada mata pelajaran PKn Kelas X
Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015
b. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas
X Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015
c. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan kooperatif learning tipe
jigsaw pada mata pelajaran PKn Kelas X Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten
Majalengka tahun 2015?
3.
Pembatasan
Masalah
Karena
keterbatasan waktu, tenaga dan dana di dalam penelitian ini, maka penenliti
membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada :
a. Pengaruh model pembelajaran koopertif learning tipe jigsaw pada mata pelajaran PKn Kelas X
Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015
b. Apakah ada peningatan aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan kooperatif learning tipe
jigsaw pada mata pelajaran PKn Kelas X Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten
Majalengka tahun 2015?
4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahannya
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana Pengaruh model pembelajaran koopertif learning tipe jigsaw terhadap
peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas X Semester 1
di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015?
5.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
adalah untuk mengetahui informasi tentang pengaruh kooperatif learning tipe jigsaw terhadap
peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas X semester
1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2015
Tujuan Khusus :
-
Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas X semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun
2015.
-
Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn kelas
X semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2015.
-
Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas X semester
1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2015.
6.
Manfaat Penelitian
Manfaat
Teoritis
Sebagai
bahan alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran khususnya PKn melalui pembelajaran Kooperatif Learning tipe jigsaw.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi
peneliti dan dapat menerapkan ilmu- ilmu yang di dapat.
b.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan sangat berguna sebagai bahan
masukan untuk sekolah dalam mmeningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
c.
Bagi Siswa
-
Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran PKn sehingga prestasi belajarnya meningkat.
-
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang diajarkan guru.
-
Meningkatkan motivasinya dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
d.
Bagi Pendidik
Sebagai masukan guru dalam menindak
lanjuti tentang aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn
B. KAJIAN
TEORI/TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian
Teori (diambil dari variabel penelitian)
a.
Hakikat Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe
Jigsaw
-
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif
dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur.
Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian
bekerja sama, dan proses kelompok (Johnson & Johnson, 1993).
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif (pembelajaran gotong
royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa
manusia adalah makhluk sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di
antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum
selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang
menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada
kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim,
et al. (2000), yaitu:
1.
Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model
struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di
samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2.
Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain
model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang
yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
3.
Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan
penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial,
penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
keterampilan sosial.
-
Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu
teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends,
1997).
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran
yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim /
kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa
yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai
berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
b.
Hakikat Aktivitas
Belajar Siswa
-
Hakikat Belajar
Menurut Hakim (2005:1) “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan”. Ahli lainnya Slameto (2003:13) menyatakan “belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
-
Aktivitas Belajar
Aktivitas
belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau
rohani selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud
adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
Trinandita (dalam Yasa, 2008:1) menyatakan “hal yang paling mendasar yang
dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru
dengan siswa atau pun siswa dengan siswa. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas belajar yang timbul dari
siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi.
Dimyati (dalam Adijaya, 2004:12) menyatakan “aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan
siswa untuk belajar”. Siswa memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri
prilaku sebagai berikut.
1)
Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2)
Interaksi siswa dengan guru.
3)
Interaksi siswa dengan siswa.
4)
Kerjasama kelompok.
5)
Aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok.
6)
Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
7)
Aktivitas belajar siswa dalam menggunakan alat peraga.
8)
Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi.
Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa akan menyebabkan suasana
pembelajaran akan lebih hidup karena siswa mau aktif untuk belajar.
c.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran
kooperatif adaah suatu cara utuk menghasilkan belajar mengajar yang menekankan
sikap atau perilaku bekerja sama dan membantu antar sesame dalam proses belajar
yang teratur terdiri dari dua orang atau lebih.
Tekhnik
mengajar tipe jigsaw merupakan salah satu tekhnik dalam pembeajaran kooperatif
yang siswanya belajar dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dan bekerja
sama bertanggung jawab atas materi yang harus dipelajari, kemudian materi
tersebut disampaikan kepada kelompok lain dengan cara salah satu anggota
kelompok menyampaikan materi yang telah di diskusikan didalam kelompoknya tadi.
d.
Hipotesis Penelitian (kecuali penelitian deskriftif)
Ada jawaban
sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara karena
belum adanya penelitian, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data
empiric yang terkumpul. Sugiyono ( 2010:305).
Dari pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka
teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
-
Diduga terdapat pengaruh
yang signifikan antara model pembelajaran koopertif learning tipe jigsaw
terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas X
Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015.
-
Diduga tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran koopertif learning
tipe jigsaw terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
PKn Kelas X Semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi kabupaten Majalengka tahun 2015.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1.
Tujuan Penelitian
(uraikan tujuan operasional dari penelitian yang akan dilakukan mengacu pada
tujuan penelitian yang ada di bagian I pada pendahuluan)
-
Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas X semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun
2015.
-
Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn kelas
X semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2015.
-
Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas X semester
1 di SMAN 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2015.
2.
Waktu dan Tempat
Penelitian
-
Waktu Penelitian
Karena
keterbatasan waktu dan tenaga, maka waktu penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap
yaitu ( Januari-Juni 2015)
Tahap 1 : Perencanaan
Penelitian (Januari 2015)
-
Proposal
-
Instrumen
-
Observasi
Tahap 2 :
Pelaksanaan Penelitian (Februari-Maret 2015)
Tahap 3 :
Penulisan Laporan ( April-Juni 2015)
-
Tempat
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SMAN 1 Jatiwangi yang beralamat di Jalan Raya Timur No.02
Telp./Fax. (0233) 881623/8886064 Jatiwangi 45454 Kabupaten Majalengka. Alasan
pemilihan SMAN 1 Jatiwangi sebagai bahan penelitian karena lokasinya terjangkau
sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data.
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara
sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan
suatu permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan penelitian
pekerjaan penelitian lebih terarah, sebab metode penelitian bermaksud
memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan
penelitian.
Penelitian ini metode kuantitatif
dengan pendekatan analisis korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran Kooperatif Learning
tipe Jigsaw terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
PKn kelas X semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi tahun 2015. Suharsimi ( 2005: 247
) menyatakan penelitian yang dirancang
untuk menentukan tingkat hubungan variabel- variabel yang berbeda dalam suatu
populasi disebut penelitian correlational.
Sifat perbedaan yang utama adalah usaha untuk mengetahui hubungan dan bukan
sekedar deskripsi. Disini peneliti juga dapat mengetahui berapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah
hubungan yang terjadi.
4.
Populasi dan Sampel
Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji
seberapa besar pengaruh model pembelajaran Kooperatif
Learning tipe Jigsaw (X) terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa (Y)
pada mata pelajaran PKn kelas X semester
1 di SMAN 1
Jatiwangi-Majalengka
1)
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (
Suharsimi 2005 : 85 ). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117), populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa
di SMAN 1 Jatiwangi-Majalengka.
2)
Sampel
Menurut Sugiyono (2008:118) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel
dalam penelitian ini adalah kelas X
semester 1 di SMAN 1 Jatiwangi-Majalengka.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
pengambilan sampel, penulis menggunakan Stratified Random Sampling yakni data hanya di ambil dari kelas X ( kelas X-1 :
30 dan kelas X-2 : 32 ), tanpa di serta kelas XI dan XII.
6.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi
dalam dua bagian:
1.
Pengumpulan data untuk variabel (X ) Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Jigsaw
Observasi langsung dengan melihat fenomena yang
terjadi dalam proses belajar mengajar pada pelajaran PKn yang digunakan untuk
data awal penelitian.
2.
Pengumpulan data
untuk variabel ( Y ) aktivitas belajar siswa
Data hasil
belajar siswa kelas X semester 1 diambil dari dokumentasi nilai semester 1 pada
guru mata pelajaran PKn di di SMAN 1 Jatiwangi-Majalengka.
7.
Teknik Analisis Data
Metode analisis
data yang digunakan adalah statistic atau disebut kuantitatif dengan pendekantan
deskriptif.
Statistic deskriptif
merupakan statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan serta mencari pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun model statistic yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilefors.
Tujuan uji normalitas ini adalah untuk memeriksa/mengetahui apakah data populasi
berdistribusi normal Agus 2007:275 mengatakan bahwa pedoman dalam pengambilan
keputusan dengan menggunakan Uji Liliefors adalah sebagai berikut : jika Lhitung
(Lh )< Ltabel (
Lt ) maka H0 diterima dan jika Lhitung (Lh)
> Ltabel (Lt)
maka H0 ditolak.
b.
Uji Linier Regresi
Regresi adalah
bentuk hubungan fungsional aantara variabel-variabel. Sedangkan analisis
regresi adalah mempelajari bagaimana antar variabel saling berhubungan. Regresi
linier adalah regresi yang variabel bebasnya (variabel X) berpangkat paling
tinggi satu.
Pengujian
kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji model persamaan regresi suatu
variabel Y atau suatu variabel X. Persyaratan uji kelinieran, diperlukn untuk
melakukan analisis inferensial dalam uji asosiasi. Uji kelinieran dilakukan
untuk menguji hipotesis:
Ho:
melawan H1=
8.
Hipotesis Statistik
H0 :
P = 0
H1 :
P > 0
*Takut hilang kalau disimpan di Fd, jadi disini saja simpannya ^_^ :D